MAPALA NEGARA DIPA STIA AMUNTAI

Jumat, 11 Desember 2009

teknik survival

Guna bertahan hidup di dalam situasi sulit, kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar kita dari apa saja yang tersedia di sekitar kita. Maka dari itu perlu penguasaan teknik-teknik survival, diantaranya teknik membuat api, teknik membuat shelter, teknik membuat trap, teknik mendapatkan air, teknik membuat jejak dan isyarat.

1. Api

Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya.

Untuk menghangatkan tubuh, panas api akan lebih efektif menghangatkan tubuh jika kita membuat beberapa api kecil daripada membuat satu api besar.

Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.

Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/bahan yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.

Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat khusus (korek api/pematik), juga dapat dilakukan dengan cara tradisional. Seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan kering lainnya. Letak keberhasilan pembuatan api tradisional yaitu dalam bentuk batang dan jenis bahan/kayu serta cara yang dilakukannya.

Teknik Membuat Api

Bunga api adalah tahap awal dalam pembuatan api. Selanjutnya ialah mengusahakan untuk menangkap bunga api dengan kawul atau ranting dan daun kering.

1. Mematik

Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.

Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya.

2. Gergaji Api (Fire Saw)

Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian.

3. Fire Thong

Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.

2 Shelter

Shelter ditujukan untuk melindungi survivor dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin, dan dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang sengaja dibawa ataupun dari bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan, dll).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter adalah :

  1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.
  2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
  3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
  4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.

Contoh barang bawaan yang dapat dijadikan shelter adalah ponco ataupun plastik berukuran kurang lebih 2×2 meter. Karena shelter yang dibangun dari ponco atau plastik kurang sempurna, maka dari itu selain memperhatkan empat hal diatas, perlu memperhatikan arah angin bertiup. Sehingga arah angin bertiup dapat dihalau oleh shelter yang kita bangun. Contoh bentuk shelter dapat dilihat melalui gambar.

Gambar bivak alam

Bentuk lain dari alam yang bisa dimanfaatkan sebagai shelter yaitu gua, lekukan tebing/batu yang cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah, dan sebaginya.

Apabila memilih gua harap diyakini bahwa :

1. Gua tersebut bukan merupakan sarang binatang.

2. Gua tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Cara klasik mengetahuinya yaitu dengan menggunakan obor. Apabila obor dapat terus menyala di dalam gua, berarti gua tersebut aman dari gas beracun.

3. Gua tersebut terbebas dari bahaya longsor.

3 Trap

Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit.

Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik.

Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergnatung kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.

1. Trap Menggantung (Hanging Snare)

Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :

a) Kelenturan dahan pohon.

b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.

c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat.

Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam, bebek, dan lain lain.

2. Trap Tali Sederhana

Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.

3. Trap Lubang Penjerat

Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri dari :

a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.

b) Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan tersebut.

c) Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.

4. Trap Menimpa

Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :

a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.

b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.

c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa.

5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa

Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap ini terdiri dari :

a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.

b) Kayu pohon yang saling menopang.

c) Umpan.

d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.

Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang.

4.4 Air

Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan manusia akan air lebih besar daripada kebutuhan manusia akan makanan. Manusia bisa bertahan hidup kurang lebih sepuluh hari tanpa makanan. Tetapi tanpa air menusia akan sulit bertahan lebih dari tiga hari. Oleh karena itu kebutuhan akan air mutlak didapatkan oleh survivor. Untuk mendapatkan air, survivor harus pandai dalam menganalisis medan disekitarnya, mencari apa saja yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan air. Manusia memerlukan air setidaknya seperempat liter sehari untuk minum.

Di daerah hutan tropis, sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan air. Kita bisa mendapatkan air dari sungai, mata air dan selokan kecil, genangan air di cekungan batu, dan sebagainya. Tetapi pertanyaannya apakah air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan metabolisme manusia? Maka dari itu perlu pengetahuan dalam mencari air untuk diminum dan dimasak.

Berdasarkan sumbernya, air dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu air langsung dan air tak langsung.

Air langsung berarti air bersih yang dianggap aman untuk diminum saat itu juga. Contoh air yang langsung dapat diminum adalah : air sungai, mata air, air hujan yang telah ditampung, dan lain lain. Air langsung mempunyai ciri fisik yang bersih, jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Kecuali air yang ditemukan melalui buah atau tumbuh-tumbuhan, seperti buah kelapa.Tetapi air langsung belum tentu juga dapat diminum sekaligus. Karena dikhawatirkan bahwa air itu telah tercemar pupuk kebun penduduk, pestisida, atau bahan kimia lainya. Maka dari itu sebaiknya diteliti dengan seksama terlebih dahulu sebelum meminumnya.

Air tak langsung adalah air yang digolongkan menjadi air yang masih memerlukan proses untuk diminum. Sumbernya terdapat di selokan kecil, genangan air, atau dari tumbuh-tubuhan seperti kantung semar.

Mengetahui sumber air sangat penting, karena kita dapat memprioritaskan air mana yang akan kita simpan di tempat minum untuk diminum dan air mana yang akan kita simpan di tempat air lain untuk mencuci bahan makanan kita.

Misalnya, seorang survivor akan lebih merasa percaya diri apabila meminum air dari mata air daripada meminum air yang ditemukan dari genangan air di bebatuan. Karena dari fisiknya memang air dari mata air memang lebih jernih. Sedangkan air dari genangan belum tentu jernih dan biasanya terdapat sarang serangga yang bertelur di genangan air itu. Maka lebih baik air itu dipakai untuk keperluan lain selain diminum.

Yang tak kalah penting adalah perasaan yakin akan kebersihan air yang akan kita minum. Karena perasaan tidak yakin akan kebersihan air yang kita minum akan memberikan sugesti dan menjadikan gangguan kepada diri kita sendiri.

1. Air langsung

Berikut adalah sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan survival :

a) Hujan

Apabila turun hujan ketika sedang ber-survival, maka sebaiknya kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya untuk menampung air sebanyak-banyaknya. Untuk menampung air hujan, kita dapat memanfaatkan daun yang lebar, bambu, dan sebagainya.

b) Tanaman

Tanaman rambat dan rotan banyak dijumpai di pegunungan dan hutan rimba. Pilihlah tanaman rambat (akar gantung) yang masih segar. Lalu potonglah bagian bawah dari tanaman itu agar air yang terkandung di bagian atas tanaman dapat menetes ke bagian bawah, lalu air yang menetes ditampung di penampungan. Setelah itu baru potong bagian atasnya dengan jarak saru sampai satu setengah meter dari bagian bawahnya. Tanaman rambat ini dapat ditemukan di pohon-pohon besar. Dan satu pohon dapat diambil beberapa tanaman rambat. Sebenarnya air yang didapat dari tanaman rambat ini sedikit, tetapi cukup untuk membasahi tenggorokan.

c) Air sungai dan mata air

Kebanyakan air sungai yang d hutan dapat langsung diminum. Tetapi harap diteliti sebelumnya, apakah di sekitar sungai itu terdapat pembuangan kotoran atau limbah.

d) Air kelapa

Air kelapa merupakan penghapus dahaga yang baik. Air kelapa yang baik adalah kelapa yang masih muda. Biasanya satu buah kelapa berisi air sebanyak hampir satu liter. Usahakan apabila kita meminum air kelapa, harus yang masih baru atau kelapa hasil memetik sendiri. Karena apabila kelapa yang sudah terjatuh biasanya telah tua dan airnya tidak enak dan terkadang bau. Bahkan kemungkinan kelapa yang sudah jatuh adalah bekas makanan bajing, maka disangsikan kebersihannya.

e) Kondensi Tanah

Cara lain dalam medapatkan air adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Hal ini memanfaatkan uap air tanah dan kemudian ditampung di suatu tempat. Caranya sebagai berikut :

1. Galilah tanah dengan kedalaman kira-kira setengah meter.

2. Gelarlah plastik untuk menutupi lubang tersebut. Dan ujung-ujungnya ditahan, agar plastik tersebut menutup lubang dengan rapat.

3. Beri pemberat di tengah plastik agar plastik agak menjorok ke dalam.

4. Sebelumnya letakan wadah penampung air di tengah –tengah lubang.

5. Biarkan seharian.

2. Air tidak langsung

Berikut adalah sumber air yang dapat kita manfaatkan tetapi harus kita dibersihkan terlebih dahulu.

a) Lubang air

Air yang berada di tempat ini biasanya bercampur dengan lumpur, potongan ranting atau dedaunan. Untuk memanfaatkannya kita perlu membersihkan dedaunan di permukaan air dengan cara dipungut langsung. Setelah itu diendapkan beberapa saat agar air tidak bercampur dengan lumpur. Setelah itu kita dapat melakukan proses penyaringan. Proses ini akan diterangkan lebih lanjut dimuka.

b) Air yang menggenang

Air yang menggenang dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses penyaringan. Air ini biasanya terdapat di saluran selokan yang telah mengering, celah antara batu karang, cekungan tanah/batu, atau tunggul-tunggul pohon yang telah mati.

Berikut adalah cara menyaring air :

1. Dengan kaos berlapis. Lebih baik apabila kaos itu berwarna putih, sehingga apabila kotor dapat terlihat dan dapat dibersihkan terlebih dahulu.

2. Dengan cara melewatkan air ke dalam rongga bambu yang telah dipotong di kedua ujungnya. Di dasar bambu diberi penyaring seperti kerikil, ijuk, rumput kering atau daun kering.

Air keruh juga dapat dimanfaatkan setelah dilakukan proses pengendapan selama dua puluh empat jam di tempat bersih. Apabila air yang telah diendapkan masih telihat atau terasa kotor, maka dapat dilakukan proses penyaringan beberapa kali. Tetapi cara yang paling aman untuk mendapatkan air bersih adalah setelah dibersihkan lalu air dimasak sampai masak.

Cara lain untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membersihkan air yang keruh dengan mencampurkan zat-zat pembersih air yang dapat kita dapatkan di toko kimia. Cara itu sebagai berikut :

1. Campurkan tablet Halazone dengan air dan tunggu sepuluh sampai lima belas menit.

2. Campurkan dua hingga tiga tetes Iodine dengan seperempat liter air. Air dapat dimanfaatkan setelah tiga puluh menit.

3. Campurkan beberapa butir garam abu permanganate dengan air secukupnya. Reaksi sterilisasi dapat dilihat kira-kira dalam tiga puluh menit.

4. Campurkan bubuk pembersih (AGS) yang dijual di pasaran dengan air secukupnya.

4.5 Jejak dan Isyarat

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang survivor untuk terlepas dari keadaan survival adalah membuat jejak dan isyarat. Dengan harapan bahwa ada tim SAR yang akan menerima dan mengerti pesan kita. Dan akhirnya kita dapat terselamatkan.

Membuat jejak dan isyarat memerlukan tekhnik tertentu agar tim SAR dapat mengerti maksud dari jejak dan isyarat yang kita buat. Bahkan ada beberapa sandi internasional untuk memberikan pesan dengan menggunakan media tertentu atau bahasa tubuh.

Tanda yang biasa digunakan sebagai kode isyarat pertolongan adalah dari barang-barang yang berwarna mencolok dari daerah di sekitarnya, agar mudah terlihat. Atau dapat digantungkan di pucuk pohon tertinggi agar SAR udara dapat mengidentifikasinya.

Cara lainya adalah dengan menjemur pakaian yang berwarna mencolok di batu-batuan sungai. Cara ini dinilai efektif karena biasanya tim SAR akan menyisir daerah sungai untuk mencari korban.

Maka dari itu dalam melakukan perjalanan ke hutan, sebaiknya kita membawa barang atau pakaian yang warnanya mencolok seperti warna kuning dan lain-lain.

survival dan bivoack


Bivoack

Pendahuluan
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki untuk setiap kegiatan lapangan (kegiatan di lama bebas) adalah pengetahua tentang “survival” (asal kata survive). Ada beberapa definisi / pengertian survival ini, antara lain :
a. Survival adalah tindakan paling awal yang di lakukan setiap mahluk hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman.
b. Survival adalah perjuangan untuk memperjuangkan bertahan hidup.

Salah satu permasalahan / Problema yang dihadapi dan bagaimana tindakan yang harus di lakukan bila kita dalam keadaan survival. Salah satu permasalahan yang sering di hadapi adalah masalah alam (cuaca, keadaan medan dan lain-lain)

Masalah alam ternyata juga dapat membahayakan jiwa manusia dan menyebabkan kematian, terutama factor “dingin”. Dingin terjadi karena temperatur di alam lebih rendah dari pada temperature tubuh kita. Tetapi yang di maksud dengan dingin sebagai penyebab dari kematian adalah penurunan suhu tubuh kita yang I kenal dengan nama “ Hypothermia”. Suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37derajat Celcius, penurunan sekitar 1-2 C saja dapat menyebabkan gangguan fungsi vital dari tubuh kita. Penurunan suhu tubuh ini iasanya terjadinya tanpa kita sadari.

Tindakan yang harus kita lakukan untuk melindungi tubuh kita dari pengaruh cuaca (dingin, panas, hujan, angin) di perlukan pengetahuan perlngkapan yang di gunakan dan cara membuat perlindungan sementara.

Cara membuat perlindungan sementara dalam perjalana ini diknal pula dengan istilah membuat BIVOACK yang di uraikan dalam materi ini.

Membuat perlindungan sementara dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan mengingat hal-hal sebagai berikut ini :

* Idealnya bivoack dibuat dekat dengan air , dengan persediaan kayu yang cukup, namun mendirikan bivoack jangan terllu dekat dengan air bisa menyebabkan anda khawatir oleh adsnya suara serangga dan suara air yang mengalir dsapat menyembunyikan suara yang mungkin pertanda bahaya atau suara para penyelamat.
Pada sisi sungai carilah tanda-tanda air tinggi : wilayah gunung , arus deras bisa menjadi bah dlam beberapa menit. Bahkan pada tanah yang datar / rata jauhilah bekar aliran air walau bagaimanapun keringnya.

* Berusaha membuat tempat berlindung suatu titik ketinggian , terlindung dari angin dan tanahnya harus kering.
* Telitilah diatas anda apa ada sarang lebih ataubinatang lainnya dan kayu mati,/ lapuk yang bisa berakibat runtuh pada saat angin ribut atau badai. Menjauhlah dari pohon besar yang bisa di sambar petir.
* Pilihlah tempat yang datar dan bebas dari batu-batuan.
* jangan mendirikan bivoack di sepanjang jejak, jika anda tidak ingin di ganggu binatang atau oleh yang lainnya , yakinlah bahwa bivoack anda jauh dari kawanan hewan yang pulang kesarang mereka.
* Jangan lupa jugaperhatikan arah mata angin ( digunung angin pada malam hari sangat dingin)

Tempat yang tidak baik untuk membuat perlindungan sementara / bivoack
1. Puncak bukit yang terbuka/ langsung terkena angin (pindahlah dan cari bivoack / tempat berlindung di tempat yang jauh dari terpaan angina.
2. Dasar lembah dan lekukan yang dalam, karena dapat menyebabkan tertutp kabut, khususnya jika langit cerah , lebih aman dari kebekuan pada malam hari.
3. Sisi bukin dimana tanah terasa lembab
4. tebing yang langsung menuju air,/ di mana rute tempat binatang.

Macam-macam / bentuk membuat bivoack
Macam atau bentuk bivoack yang anda buat tergantu dari kondisi dan bahan yang tersedia dan tergantung pula dari berapa lama anda memerlukannya, Buatlah bivoack sementara jika anda ingin membangun yang lebih bangus dan lebih permanen.

Jika anda mmutuskan untuk tinggal lebih lama dan menunggu pertolongan, jenis bivoack
Yang berjangka waktu lama dapat di bangun dan di perbaiki apabila waktu dan tenaga mengizinkan.

Untuk mereka yang berjalan demi keselamatan, bivoack sementara dapat di bangun pada setiap tempat pemberhentian.

Bivoack yang lebih permanen akan layak bagi yang sakit atau terluka, atau bagi yang harus istirahat untuk mengembalikan kekuatan tenaga mereka , atau bilamana perlu menunggu cuaca cerah sebelum melanjutkan perjalanan.

Bivoack sistem cepat
Jika tidak ada bahan-bahan tesedia untuk mendirikan bivoackgunakan penutup atau pelindung yang tersedia, misalnya : batu karang yang menggantung/ miring dan menonjol yang dapat menolong dari angin dan hujan. Pada tempat yang benar-benar datar, arahkan punggung anda pada angin dan susun peralatan di belkang anda untuk menaan angin.

Bivoack dengan menggunakan dahan kayu / pohon
Gunakan dahan yang menyapu tanah,atau dahan yang patah sebagai dasar bahan pelindung dari angina, tetapi yakinlah bahwa dahan itu benar-benar tidak patah yang biasa menimpa tubuh anda.
Buatlah jalinan / lekukan pada ranting-ranting agar pnutupnya lebih padat, semak belukar lebih cocok utuk teknik ini dari pada pepohonan, karena memrlukan jalinan untuk menahan hujan. Buatlah bivoack yang mirip dengan menggunakan tali sebagai cabang lain dimana merupakan cabang dari batang. (gambar a)


Bivoack dari akar
Akar yang berserabut dan kuat pada pohon membuat rintangan yang bagus dari angina dam badai, jika mereka pada sudut yang tepat terhadap angin, Pengisian pada tempat antara akar biasanya membuat bvoack lebih efektif, dan mendukung untuk mendirikan bivoack yamh lebih nyata dari bahan-bahan yang lain.

Menggunakan lubang alam.
Lekukan yang dangkal pada tanah akan memberikan perlindungan dari angin dan dapat mengurahi usaha dalam mendirikan bivoack. Tetapi harus di perhatikan juga bahwa lubang anda buat juga tidak terlalu dekat dengan aliran air, khususnya juka lubang tersebut berada pada sebuah lereng.
Buatlah atap untuk melindungi anda dari hujan dan menjaga kehangatan. Cabang-cabang pohon yang kuat di tempatkan melintang, juga dapat ditempatkan batang-batang kayu melintang di atasnya dan ranting –ranting serta batang-batang dapat di timbun untuk memberikan lapisan terhadap atap sehingga air dapat mengalir, perkuatlah dengan rumput atau dedaunan.



Bivoack dari batang yang roboh
Batang pohon membuat penahan angina yang berguna, jika berada pada sudut yang tepat terhadap angin. Dengan batang kecil buatlah lubang pada tanah, batang pohon juga merupakan pendukung yang bagus sebagai atap dlam bentuk miring.



Batu rintangan penghalang
Sebuat bivoack akan lebih nyaman apabila anda dapat duduk dan berbaring di dalamnya , jadi naikkan / tingkatkan ketinggiannya denagn membangun dinding yang berasal dari batu d sekitar lubang, Tutup celah-celah antara batu dengan daun-daunan dan rumput di gabung / di campur dengan Lumpur dan simpangkan aliran air disekitar bivoack.



Bivoack dengan pohon muda
Jika tersedia pohon yang tumbuh pilih 2 batang, bersihkan tanah di sekitarnya dan ikatlah ujung-ujungnya agar berbentuk kerangka untuk ditutupi. Berilah sisinya dari penutup itu dengan batu atau dengan batang kayu,
Anda dapay membuat bivoack yang sama dengan cabang pohon yang dapat di bengkokkan ke tanah.


Bivoack Sheet
Dengan jas hujan (poncho), selembar palstik atau kanvas, anda denagn cepat dan mudah membuat sejumlah bivoack yang berbeda dan cukup sampai anda dapat membuat yang lebih efisien
Membuat bivoack dengan alam. Gambar (a) atau membuat bivoack segitiga dengan sengan puncak kearah angina. GAmbar (b) .Topanglah atau berilah beban di pinggirnya, Jika cukup panjang gulunglah penutup itu kearah (bawah) anda, sehingga menahan permukaannya dari air.Gambar(c).
Gunakanlah rumput keringa atau pohon pakis sebagai alas tidur. Jangan berbaring pada tanah yang dingin dan lembab.



Tepee
Sangat dikenal berasal dari amerika utara, Tepee ada pada banyak kebudayaan, tipe tercepat untuk menegakkannya adalah dengan tiga sudut atau lebih, Ikatlah untuk membuat kerucut, dapat diikat pada tanah dan dinaikan menuju tempat sebelum ditutup dengan kulit, sejenis kulit pohon atau penutup lain, berilah lubang pada ujungnya sebagai ventilasi.



Tepee parasut.
Sebuah parasut, di gantung bagian tengahnya, membuat tepe langsung jadi pakulah sisi-sisinya.



Dinding batang kayu dan layer (penutup)
Mudah untuk membangun dinding dengan menimbun batang kayu diantara bagian atas menuju tanah dan (jika mungkin) ikatlah bagian atasnya, tutuplah untuk menahan angin dan hujan ini sangat cocok untuk membuat satu sisi bivoack, untuk menahan panas yang lansung dari api, jka batu besar tidak tersedia gunakan metode ini untuk membendung arus



Penutup
Buatlah tiang / ancak dan penutup yang di tenun untuk atap atau dinding dari pohon muda, batang tanaman, rumput-rumput dan daun-daun yang berukuran panjang

Pertama-tama, buatlah kerangkanya yang bersal dari bahan-bahan yang dapat di bengkokkan, bahkan untuk tempat menempelnya kulit pohon , Ikat penonpangnya, bengkokkanlah / lekukanlah bahan-bahan yang mudah utuk di bengkokkan.
Jika tidak ada pengikat yang tersedia, Tompnglah secara vertical, kerah tanah dan dan jalinlah batang pohon muda diantaranya, Tutupi dengan tanah dan rumput, daun yang sangat besar, tali atau pemberat, atau pengait, dapat di tutup sebagian seperti lantai atau untuk menahan hujan



Bivoack terbuka yang berbentuk miring
Dirikanlah dengan posisi horisontalantara pohon atau pendukung lainnya, pada arah angina miringkanlah kayu, atau didikat pada sisi 45 derajat untuk membuat atap.Tambahkanlah dinding jika perlu (a)
Taruh apai pada tempat menuju arah angina.Tambahkan batang-bantangan disisinya dan buatlah reflector (sebagai trik) (b) pada sisi lain yakinlah bahwa anda mendapat kehangatan



Bivoack Tropikal
Pada hutan hujan tropis , tanahnya lembab dan terdapat kehidupan seperti kehidupan serangga, lintah dan kehidupan lainyang tidak diinginkan. Daripada tidur ditanah anda lebih baik tidur ditempat yang lebih tinggi, konsekuensinya anda harus membuat bivoack yang lebih tinggi.

Jika anda tidak berada pada tempat yang tidak terlalu tinggi, anda kurang terlindung, daun palem, daun pisang, dan daun berukuran besar lainnya sangat bagus untuk atap atau dinding
• daun dengan tiga helai di potong seperti ini (e) dapat dikaitkan pada rangka tanpa memasang pada yang lain untuk menempatkannya pada tempatnya (f)


• Daun gajah dan daun berukuran besar lainnya dapat disisipkan diantara batang-batang yang melintang (g). Hanya sejumlah kecil saja yang di perlukan utuk membuat bivoack dengan cepat


• daun yang berukuran panjang dapat dijahit dengan tanaman yang merambat (h).


• daun palem dan daun yang berukuran panjang lainnya dapat dilakukan dengan menggantungnya pada batang dan ujung atas daun, dimana ditaruh dengan bantuan daun berikutnya (i).



Bambu
Tanaman berbatang besar ini, sesungguhnya rumput, adalah merupakan bahan yang bia berubah-ubah dan dapat digunakan untuk bagian atas, lantai, atap dan didnding.

Bambu raksasa yang berukuran lebih dari 30 meter (100kaki) dan diameter 30cm (satu kaki) adal tanaman asia yang ditemukan didaerah lembab dari India sampai ke Cina yaitupada dataran rendah dan lereng gunung, tetapi tetapi ada jenis asli yang berasal dari Afrika dan Australia dan dua jenis di temukan dibagian selatan Amerika Serikat
• belahan bambu secara vertical untuk membuat atap dan selokan untuk menampung air hujan, Batang yang sudah dibelah, direbahkan secara bersusun satu sama lain, membentuk sederhana seperti genteng menahan air.
• Ratakan bamboo yang sudah dibelah itu untuk dinding, lantai atau papan dengan memotong secara vertical dengan ukuran 1.25cm (setengah inci)
• Lembaran kertas pada bongkol bamboo dapat juga di gunakan sebagai bahan atap.



Peringatan :
Hati-hati ketika mengumpulkan bambu, bambu tumbuh di rumput yang sering kali merupakan kumpulan yang tidak teratur.Beberapa batang dibawah menekan ketika di potong, Roboh dengan kuat, pecah menjadi serpihan-serpihan yang tajam. Bambu yang di belah bisa menjadi tajam dan dapat menyebabkan luka yang serius. Kulit bagian bawah pada bambu terdapat semacam bulu / rambut halus yang dapat menyebabkan iritasi kulit.

Belajar Simpul Pangkal

Belajar Simpul Pangkal

Simpul dasar yang harus dipelajari oleh seorang pandu adalah simpul pangkal. Bagaimana membuat simpul pangkal ? marilah kita melihat gambar berikut ini.

Penggunaan umum simpul pangkal adalah untuk memulai ikatan, setiap kali akan membuat ikatan apa pun yang menghubungkan tali dengan sebuah benda, maka sebaiknya kita mulai dengan simpul pangkal ini.

Ada beberapa cara untuk membuat simpul ini. sala satunya adalah sebagai berikut

Untuk yang terakhir ini tidak boleh dibiasakan, hanya untuk keadaan darurat cepat saja. Lebih baik tetap menggunakan cara yang disebutkan sebelumnya.

Selamat belajar, bersiapsiagalah!!!

NAVIGASI DARAT

MAPALA NEGARA DIPA STIA AMUNTAI

Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akanmemudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya.

A. Peta

HAKEKAT PETA

Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi.

MACAM PETA

Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/ informasinya

Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2

jenis peta berdasar golongan ini, yakni :

1. Peta Topografi

Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.

KETERANGAN TEPI PETA

  • Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.
  • Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I (tergantung pada versi peta)
  • Nomor helai peta pada margin atas kanan.
  • Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta keseluruhan
  • Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi hingga kecamatan.
  • Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara sebenarnya.
  • Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang ada.

ARAH PETA

Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis

  • Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
  • Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas
  • Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta.

Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari

tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga

  • Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan

utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel geris bujur

peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan

pada peta, atau sudut antara US dan UP.

  • Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US
  • Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
  • Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat.

SKALA

Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu (km).

JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN

Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.

KONTUR

Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah :

  • Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter.
  • Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi
  • Antar kontur tidak akan saling berpotongan
  • Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai
  • Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.
  • Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.
  • Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.

MENGENAL TANDA MEDAN

Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan alam yang cukup mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan.

Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa :

o Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim,

o Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf

o Menjorok menjauhi puncak

o Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak.

o Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian

o Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan

o Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah

kita kenali

2. Peta Tematik

Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi didalam pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan.

B. Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda=benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya.

Bagian-bagian Kompas

o Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi

o Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi

  • Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin.

Jenis Kompas

Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai

berikut :

  • Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
  • Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik

CARA PEMAKAIN KOMPAS

Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi. Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas.

BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR

Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth.

AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH

Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:

  • Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
  • Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º

Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
  2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
  3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
  4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
  5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

ORIENTASI PETA

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas (magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan deklinasinya.

Langkah-langkah orientasi pada peta :

  • Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali)
  • Letakan peta pada bidang datar
  • Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada.
  • Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta ( seperti jalan raya, sungai,dll)

C. Resection

Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal.

Langkah-langkah resection :

o Lakukan orientasi peta

o Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat

  • Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya.
  • Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta.

D. Intersection

Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan.

Langkah-langkahnya :

  • Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A.
  • Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya
  • Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection untuk menentukan posisi kita di B.
  • Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya
  • Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek yang kita inginkan di peta.

E. Menentukan Arah Tanpa Kompas

1. Kuburan Islam selalu menghadap ke utara

2. Masjid selalu menghadap ke kiblat

3. Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari

4. Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.

F. GPS

GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.

GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan pengguna., dimana :Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam).

Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia. *(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk wilayah Indonesia [pertambangan dari Sumatra sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan 16.00-20.00 merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal satelit untuk pengukuran teliti.

Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua satelit GOS dan mengumpulkan informasinya. Stasiun pemantau kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang kemudian melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut kemudian dikoreksi dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.

Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita sebut perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita dimanapun kita berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.

Cara Kerja GPS:

Setiap satelit mentransmisikan dua sinyal yaitu L1 (1575.42 MHz) dan L2 ( 1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (perangkat GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur “Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.

Perangkat GPS yang dikhususkan buat sipil hanya menerima kode C/A pada sinyal L1 (meskipun pada perangkat GPS yang canggih dapat memanfaatkan sinyal L2 untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti.

Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS.

Dalam menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2 dimensi (lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan ketinggian).

Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan semakin tinggi. Untuk mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus berada di ruang terbuka. Apabila perangkat GPS kita berada dalam ruangan atau kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh gedung tinggi maka sinyal yang diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar untuk menentukan posisi dengan tepat atau bahkan tidak dapat menentukan posisi.

DAFTAR PUSTAKA

Diktat Pendidikan Dasar Astacala. Diakses pada http://astacala.org/astacala/diktat.pdf tanggal 11 Oktober 2008.

Fasko Adventure Training. 2008. IMPK. Diakses pada http://fasko.multiply.com/journal/item/6 tanggal 13 Oktober 2008.

Outdoor Activity. 2006. Pengetahuan Dasar Navigasi Darat. Diakses pada http://penjelajahan.blogspot.com/2006/11/pengetahuan-dasar-navigasi-darat.html tanggal 13 Oktober 2008.

Wikantika, Ketut. 2008. Apa Itu Peta? Diakses pada http://wikantika.wordpress.com/2008/05/06/apa-itu-peta/ tanggal 13 Oktober 2008.

SEMBOYAN PECINTA ALAM

SEMBOYAN PECINTA ALAM


1. Take Nothing But Picture
2. Leave Nothing But Footprint
3. Kill Nothing But Time

Persiapan mendaki Gunung

Persiapan mendaki Gunung

ersiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental , fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.

1) perencanan pendakian
- hal hal yang perlu diperhatikan dlm perencanaan pendakian :
- mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan
- mempelajari medan yang akan ditempuh
- teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin
- pikirkan waktu yangdigunakan dalam pendakian
- periksa segala perlengkapan yang akan dibawa

2) perlengkaan perjalanan
a. Perlengkapan dasar
- perlengkapan jalan : sepatu , kaoskaki , celana , ikat pinggang , baju , topi , jas hujan dll
- perlengkapan tidur : sleeping bag , tenda , matras dll
- perlengkapan masak dan makan: kompor , sendok , makanan , korek dll
- perlengkapan pribadi : jarum , benang , obat pribadi , sikat , toilet paper dll
- Ransel / carrier
b. Perlengkapan pembantu
- Kompas , senter , pisau pinggang , golok tebas , P3K
- Peta , busur drajat ,pengaris , pensil dll
- alat komunikasi (Handy talky) , survival kit ,GPS kalo ada
- jam tangan

3) Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel
- kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya
- masukkan dalam kantong plastik
- letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (mis : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam
- barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil
- tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung
- buat Checklist barang barang tsb

DASAR- DASAR OLAHRAGA ALAM BEBAS

DASAR- DASAR OLAHRAGA ALAM BEBAS

Kegiatan di alam bebas banyak sekali seperti mendaki gunung, dan memanjat tebing, belayar, penelusuran gua, arung jeram,dan sungai, telusur pantai, menyelam, selancar,dll. Kegiatan yang dilakukan hendaknya selaras dengan situasi dan kondisi serta kemampuan pelakunya.Dalam melakukan kegiatan hendaknya didasari adanya keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan antara alam sebagai obyek dan manusia sebagai pelaku kegiatan , sehingga perlu dipikirkan hubungan timbal balik yang baik dan serasi diantara keduanya.
Dalam melakukan kegiatan ini diperlukan persiapan- Persiapan seperti perrsiapan fisik, mental, pengetahuan, keterampilan serta kecermatandan keselamatan.Disini hanya akan disampaikan tentang dasar-dasar dari kehgiatan Rock Climbing yang termasuk didalam kegiatan mountenering,karena kegiatan ini banyak diminati oleh kawula muda khususnya pelajar pencinrta alam.
Pada dasarnya rock climbingadalah teknik memanjat batuan dengan memanfaatkan cacat batuan baik tonjolan maupun rekahan.Sebelum mencapai teknik pemanjatan terlebih dahulu akan disampaikan sedikit tentang perlengkapan yang diperlukan yaitu:

Tali

Dari strukturnya dikenal dua macam tali:
Hawselaid
Pilihan dari tali- tali halus yang dipilih menjadi tiga pilihan benar yang menyatu
Tahan gesekan
Datya lentur 40%
Mudah diketahui bila ada kerusakan kaku bila sering digunakan sehingg sulit dibuat simpul
Kermantel
Terdiri dari 2 bagian yaitu inti (kern)dan lapisan luar(mantel)
Lebih kecil
Daya lentur 25%
Sulit diketahui bila ada kerusakan
Kekuatan bisa menahan seberat 2000kg untuk tali dengan diameter 11/12mm

Kekuatan dan kelenturan tali bisa beerkurang karena gesekan dengan dinding tebing dan plat logam, hentakan, sinar matahari danlumpur yang menempel.

Karabiner (snap-link)
menurut Asosiasi Pemanjat Tebing Internasional,karabiner yang baik dan aman harus mampu menahan beban pada masing-masing poros sebagai berikut:

Bentuk karabiner pada dasranya adalah bulat telur dan D. Namun sekarang ada bentuk Kindey (ginjal) daan bulat. Karabiner ada yang berkunci atau tidak berkunci/ pintu penguat (scewagate)

Bahan pembuat karabiner yang baik adalah campuran aluminium (aluminium alloy) yang ringan namun kuat seperti baja .

Orgaiton
Sepotoing logam yang dibentuk hingga berfungsi sebagai pasak pada celah tebiung. Dengan bantuan karabiner piton yang tertancap dalam rock climbing. Bentuk dan ukuranya bermacam- macam sehingga dapat digunakan diberbagi celah batuan.Secara umumterbagi 2tipe, bilah(blade) dan siku (angel)

Chok and Friend
Sebuah alat yang dapat dimasukan kecelah tebing hinga terjepit dan dapat menahan beban dari arah tertentu. Untuk mengghubungkan dengan karabiner chok dilengkapi dengan ikatan (loop)tali, webbing atau kabel kawat, panjang ikatan tergantung pada tujuan dan selera pemanjat.

Sepatu
Telah dirancang sepatu dengan solyang kejur(kaku dan keras) dan sepatu yang lentur.


a. Sepatu sol kejur b. Sepatu sol lentur
baik untuk tebing batu yang halus baik untuk tebing batu yang rata
dan licin serta banyak tonjolan bertekstur kasar(batu pasir)
(batu granit)

Webbing
Terbuat dari bahan nilon, meriupakan tali pipih. Ada dua jenis yaitu tubuker(berongga) dan non tubuler(solid). Untuk panjat tebing ukuran webbing bervariasi anatra ¾ sampai 5cm. Kegunaan banyak, antara lain untuk sling, tangga gantung,runner, harness dll.

Harness

dirancang agar beban tubuh pemanjat yang jatuh dan tergantung di tali tidak mematahkan pinggangnya. Ada dua macam harness yaitu seat harness dan fullbody harness.

Ascendeur
Alat ini akan menjepit tali bila dibebani dan tidak menjepit bila tidak terbebani. Berfungsi untuk pemanjatan pada tali.

Descendeur
Merupakan alat dari logam dengan sistem geseran, berfungsi untuk menuruni tebing yang curam dengan tali. Yang baik terbuat dari aluminium alloy. Yang paling banyak digunakan adalh figur of eight decscendeur,karena tali ini tidak melintir dan mudah dala penggunaannya.

TEKNIK DASAR MEMANJAT TEBING
Unsur utama adalah peganggan dan injakan, dapat diperoleh dengan memanfaatan cacat batuan (tonjolan dan rekahan).Kesalahan pemanjat pemula biasanya terlalu mengandalkan kekuatan tangan dan bahu, mengabaikan kaki yang lebih kuat.

Prinsip utamanay adalah keseimbangan,keserasian dan kekuatan Untuk mencapai ketiganya ada istilah tiga kuat satu mencari, yaitu setelahketiga anggota badan (tangan dan kaki) mendapat posisi baik maka satunya mencari posisi untuk bergeser/bergerak,demikian seterusnya. Sebisa mungkin jangan terlalu rapat dengan tebing.

TALI TEMALI

1. Overhand knot/ simpul mati : bentuknya sederhana dan merupakan simpul paling dasar. Biasanya digunakan pada ujung tali untuk menghentikan geseeran.
2. Figure of Eight Knot :Fungsinya sama dengan overhandknot tapi lebih kuat dan mudah dilepas.
3. Two Half Hitches : Simpul ini menjerat. Biasanya digunakan untuk mengikatkan tali pada kayu.
4. Timber Hitch : Sifatnya juga menjerat, biasnya digunakan untuk menjerat balok kayu.
5. Clove Hitch : Sederhana, biasadigunakan untuk mengikat pasak.
6. Bowline knot : Tidak menjerat, kegunaannya banyak sekali.
7. Turbuck knot : tidak terlalu pada tali kaku, sering menjerat atau lepas sama sekali.
8. Tautline hitch : sifat sama dengan turbuck knot tapi mudah digeser bila ikatanya didorong.
9. Fisherman knot : untuk menyambung tali sama benar,licin, untuk memperkuat dapat digandakan (double fisherman knot).
10. Shect band : untuk menyambung tali yang tak sama benar kalau perbedaanya jauh dapat digandakan (double shect band)
11. Prusik knot : menjepit bila dibebani mudah digeser bila tidak terbebani.